BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenal dan
diidentifikasi dari kelompok anak pada umumnya, oleh karena mereka memerlukan
pelayanan yang bersifat khusus. Pelayanan tersebut dapat berbentuk pertolongan
medik, latihan-latihan therapeutic, maupun program pendidikan khusus, yang
bertujuan untuk membantu mereka mengurangi keterbatasannya dalam hidup
bermasyarakat.
Dalam rangka mengidentifiksi (menemukan) anak dengan
kebutuhan khusus, diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan gradasi
(tingkat) kelainan organis maupun fungsional anak melalui gejala-gejala yang
dapat diamati sehari-hari.
Dalam PP Nomor 72 Tahun 1991 Bab XII Pasal 28 Ayat I
dinyatakan bahwa : "Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengatasi masalah
yang disebabkan oleh kelainan yang disandang, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan ".
Dari pernyataan ini tampak jelas bahwa layanan bimbingan
memegang peranan penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi masa depannya. DI
pihak lain, guru sebagai pengelola inti dalam proses belajar mengajar (PBM)
mempunyai tugas untuk melaksanakan layanan bimbingan di sekolahnya, terlepas
dari ada atau tidak ada petugas khusus yang disiapkan untuk itu. Peran guru
sebagai pembimbing semakin diperkokoh posisinya selaku fasilitator dalam
mencapai perkembangan siswa secara optimal.
Guru
di sekolah dasar khususnya, di samping merupakan petugas inti pengelola
peristiwa belajar mengajar dan pemelancar belajar siswa, juga memegang peranan
kunci dan menjadi suatu keharusan bagi guru tersebut untuk bertanggung jawab
atas pelaksanaan layanan bimbingan khususnya dalam proses pembelajarannya.
Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa latar belakang
pendidikan guru di sekolah dasar, tidak dipersiapkan untuk menjadi seorang
konselor terlebih konselor bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Dengan
demikian, pengetahuan guru tentang Bimbingan dan konseling relatif sedikit.
Demikian pula program yang khusus dirancang bagi anak berkebutuhan khusus di
sekolah dasar belum tersedia, sementara siswa yang dihadapi guru sangat
memerlukan layanan bimbingan secara khusus, sehingga setiap kebutuhan siswa
dapat terpenuhi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan hakikat bimbingan di sekolah
dasar
2.
Apa itu makna dan prinsip umum bimbingan
3.
Apa kedudukan dan permasalahan bimbingan di sekolah dasar
4.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan perkembangan dalam
bimbingan
C.
Tujuan
1.
Mengetahui konsep dasar hakikat bimbingan di sekolah
dasar
2.
Memahami makna dan prinsip umum bimbingan
3.
Agar mengetahui tentang kedudukan dan permasalahan bimbingan
di sekolah dasar
4.
Agar mengetahui tetang pendekatan perkembangan dalam
bimbingan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Hakikat Bimbingan di
Sekolah Dasar
Konsep belajar tuntas yang dianut kurikulum di Indonesia menuntut agar para
siswa dalam setiap pertemuan pembelajaran dapat menguasai unit bahan tertentu
secara tuntas sebelum siswa tersebut melanjutkan usahanya untuk mempelajari
atau menguasai bahan selanjutnya. Penguasaan terhadap bahan yang kini sedang
dipelajarinya akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap usaha dan
keberhasilan siswa dalam menguasai bahan berikutnya.
Kenyataan
menunjukan kepada kita bahwa tidak semua siswa, pada setiap saat berhasil dalam
kegiatan belajar yang dilakukannya. Ketidakberhasilan yang dialami siswa dapat
bersumber pada keadaan diri siswa sendiri atau dapat pula bersumber pada faktor
uang ada diluar dirinya. Yang pasti bahwa mereka, sadar ataupun tidak
membutuhkan bimbingan orang lain dalam usaha mengatasi kesulitan yang
dihadapinya agar tujuan belajar yang mereka lakukan tercapai secara lebih baik.
Layanan bimbingan ini lebih-lebih dirasakan kebutuhannya bagi siswa-siswa anak
berkebutuhan khusus yang karena kelainannya yang bermacam-macam dapat merupakan
salahsatu faktor timbulnya kesulitan belajar di sekolah.
Kebutuhan
akan bimbingan sangat dipengaruhi oleh factor filosofis, psikologis, social
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi dalam pendidikan dan
perluasan program pendidikan. Latar belakang filosofis berkaitan dengan
pandangan tentang hakikat manusia. Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh
besar terhadap timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah filsafat
humanism. Aliran filsafat ini berpandangan bahwa manusia memiliki potensi untuk
dapat di kembangkan seoptimal mungkin. Aliran ini mempunyai keyakinan bahwa
masyarakat yang miskin dapat dikembangkan melalui bimbingan pekerjaan, dan
pengangguran dapat dihapuskan. Mereka berpandangan bahwa sekolah adalah tempat
yang baik untuk memberikan bimbingan pekerjaan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Latar
belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang
sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasi dari
keagamaan ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan keunikan atau potensi masing-masing
tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan
keragaman individu bimbingan diperlukan untuk membantu setiap individu mencapai
perkembangan yang sehat di dalam lingkunganya.
Kehidupan
sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi
dengan sistem lain. Keterbukaan ini mendorong terjadinya pertumbuhan,
pergeseran, dan perubahan nilai dalam masyarakat, yang akan mewarnai cara
berpikir dan perilaku individu. Nilai menjadi hal penting dalam perkembangan
individu karena nilai menjadi dasar bagi individu dalam proses memilih dan
mengambil keputusan. Bimbingan dan konseling membantu individu memelihara,
menginternalisasi, memperhalus, dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah
pengembangan diri.
Akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kesempatan kerja
berkembang dengan cepat pula., sehingga siswa memerlukan bantuan dan pembimbing
untuk menyesuaikan minat dan kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja
yang selalu berubah dan meluas.
Sistem
pemerintah yang semakin demokratis berdampak positif terhadap seluruh aspek
kehidupan. Kesempatan yang sama untuk semua orang telah menjadi kenyataan dalam
berbagai bidang, baik di sekolah, universitas, perguruan tinggi lainnya,
pabrik-pabrik dan industri, maupun di kalangan professional.
Sekolah-sekolah menampung murid-murid dari berbagai asal-usul dan latar
belakang yang berbeda. Keadaan ini menimbulkan bertumpuknya masalah yang
dihadapi seseorang yang terlibat dalam kelompok campuran itu. Dalam keadaan
semacam ini pelayanan bimbingan merupakan salah satu cara untuk menanngulangi
masalah tersebut.
Perluasan
program pendidikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tingkat
pendidikan setinggi mungkin sesuai dengan kemampuannya. Arah ini menimbulkan
kebutuhan akan bimbingan. Yaitu dalam memilih kelanjutan sekolah yang paling
tepat. Serta menilai kemampuan siswa yang bersangkutan, mungkinkah dia
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perkembangan
di bidang industri selain berdampak positif, juga berdampak negatif terhadap
kehidupan sosial para remaja, terutama mereka yang tinggal di kota-kota
industri. Kenakalan remaja meningkat, ketegangan dan prasangka rasial yang
didasarkan sentimen keagamaan meningkat, peranan rumah sebagai penunjang,
penggerak dan Pembina moral tidak efektif, moral dan nilai-nilai menjadi kacau
tidak menentu. Kondisi tersebut membutuhkan bimbingan yang memadai untuk
menanggulanginya.
1.1.Makna dan Prinsip Umum Bimbingan
Banyak
ragam definisi yang bisa diangkat tentang bimbingan. Satu definisi bimbingan
yang diangkat disini ialah bahwa “ bimbingan adalah proses membantu individu
untuk mencapai perkembangan optimal.” Definisi ini memiliki makna bahwa:
- Bimbingan
adalah suatu proses. Sebagai suatu proses bimbingan merupakan kegiatan
yang berkelanjutan, berlangsung terus menerus dan bukan kegatan seketika
atau kebetulan. Bimbingan adalah kegiatan yang sistematis dan berencana
yang terarah kepada pencapaian tujuan dan bukan kegiatan sewaktu-waktu
atau insidential.
- Bimbingan
adalah bantuan. Maksudnya adalah mengembangkan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan siswa, memberikan dorongan dan semangat, menumbuhkan
keberanian bertindak bertanggung jawab, mengembangkan kemampuan untuk
memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri.
- Bantuan
itu diberikan kepada individu. Individu yang diberi bantuan adalah
individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Bantuan dalam
bimbingan diberikan dengan mempertimbangkan keragaman dan keunikan
individu. Tidak ada teknik pemberian bantuan yang berlaku umum bagi semua
siswa karena bantuan yang diberikan kepada siswa akan dipahami dan
dimaknai secara individual sesuai dengan pengalaman, kebutuhan, dan
masalah yang dihadapi siswa. Ini berarti bahwa bantuan yang diberikan
kepada siswa harus didasarkan kepada pemahaman terhadap kebutuhan dan
masalah siswa. Oleh karena itu guru perlu memiliki keterampilan memahami
perkembangan, kebutuhan, dan masalah siswa.
- Tujuan
bimbingan adalah perkembangan optimal. Maksudnya perkembangan yang sesuai
dengan potensi dan system nilai tentangkehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian tingkat kemampuan
intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik dimana individu mempu
mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri, mengarahkan
diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan system nilai , melakukan
pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.
1.2.Prinsip- Prinsip Umum Bimbingan
- Bimbingan
diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang. Ini
berarti bahwa bantuan yang diberikan kepadda siswa harus bertolak dari
perkembangan dan kebutuhan siswa. Pembimbing bertugas untuk membantu
siswa memahami system nilai sebagai bagian dari proses pengembangan
dirinya.
- Bimbingan
diperuntukan bagi semua siswa. Ini berarti bahwa pembimbing perlu memahami
perkembangan dan kebutuhan siswa secara menyeluruh, dan menjadikan
perkembangan dan kebutuhan siswa tersebut sebagai salah satu dasar bagi
penyusunan program bimbingan di sekolah. Prinsip ini juga mengandung arti
bahwa pemberian bantuan kepada siswa tidak menunggu munculnya massalah
pada siswa melainkan diarahkan kepada upaya mencagah munculnya masalah dan
mengembangkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah sendiri.
- Bimbingan
dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa. Ini
berarti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan siswa baik fisik,
mental dan social maupun emosional dipandang sebagai satu kesatuan dan
saling berkaitan.
- Bimbingan
berdasarkan pada pengakuan atas kemampuan individu untuk menentukan
pilihan. Ini mengandung makna bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk
menentukan pilihan sendiri tentang apa yang akan dia lakukan. Pembimbing
tidak emilihkan sesuatu untuk siswa melaikan membantu mengembangkan
kemampuan siswa untuk melakukan pilihan.
- Bimbingan
adalah bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah
proses pengembangan aspek intelektual semata, melainkan proses
pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa. Ini berarti bahwa didalam
praktek pendidikan tidak cukup hanya melaksanakan proses pembelajaran yang
lebih banyak terpokus kepada membantu siswa menguasai pengetahuan
secara intelektuan melainkan juga harus disertai dengan pengembangan aspek
lain seperti keterampilan social, kecerdasan emosional, disiplin diri,
pemahaman nilai, sikap dan kebiasaan belajar.
- Bimbingan
dimaksudkan untuk membentu siswa merealisasikan dirinya. Ini berarti bahwa
bantuan di dalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa memahami
dirinya, mengarahkan diri kepada tujuan yang realistic dan mencapai tujuan
yang realistic itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang di
peroleh.
1.3.Kedudukan dan Permasalahan Bimbingan di Sekolah
Dasar
Secara
formal kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah
digariskan dalam UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beseta
perangkat Peraturan Pemerintahannya. Hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan
dasar dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1989. Pada pasal 25 dalam PP
tersebut dikatakan bahwa:
1)
Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan;
2)
Bimbingan dilakukan oleh guru
pembimbing.
Adapun
target layanan bimbingan, antara lain:
a.
Siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan tinggi;
b.
Siswa yang mengalami kesulitan
belajar;
c.
Siswa dengan perilaku bermasalah.
Pengakuan
formal seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di Sekolah Dasar
perlu dilaksanakan secara terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki
kemampuan untuk itu. Oleh karena itu, guru Sekolah Dasar dikehendaki memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk menyelenggarakan layanan bimbingan.
Keberadaan bimbingan di SD terkait erat dengan
sistem pendidikan dasar 9 tahun. Sehingga SD tidak hanya mengantarkan siswanya
untuk tamat belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan baik
dalam segi akademik, social maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di
SLTP. Ini berarti bahwa di Sekolah Dasar guru memegang peran kunci didalam
pelaksanaan bimbingan. Pada tingkat Sekolah Dasar bimbingan dapat dikatakan
identik “mengajar yang baik” terutama jika guru memainkan peran-peran penting
dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi perkembangan siswa.
Kebutuhan
akan layanan bimbingan di SD bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan
siswa. Temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah, dkk,
1992) menunjukkan bahwa masalah perkembangan siswa Sekolah Dasar menyangkut
aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan social. Masalah perkembangan
ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di SD ialah tentang keragaman
individual siswa amat lebar.
Adapun hubungan
bimbingan dengan kurikulum antara lain: kurikulum merupakan rancangan
pengalaman belajar bagi siswa untuk mempercepat perkembangan intelektualnya.
Karena perkembangan siswa SD yang bersifat holistik yang menghendaki
keterpaduan antara layanan bimbingan dan proses pembelajaran, maka:
Pertama,
bimbingan merupakan piranti (instrument) untuk memahami rentang kecakapan,
prestasi, minat, kekuatan, kelemahan, masalah, dan karakteristik perkembangan
siswa sebagai segi- segi esensial yang mendasar perencanaan kegiatan kurikuler;
Kedua,
bimbingan membantu siswa dalam memahami dan memasuki kegiatan belajar yang
disediakan dalam pengalaman kurikuler itu.
1.4.Pendekatan Perkembangan dalam Bimbingan
Myrick
dalam Muro&Kotman, 1995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata
(1998: 15) dan Ahman (2005: 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat
dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan (a) krisis, (b)
remedial, (c) preventif, (d) perkembangan.
Dalam
pendekatan krisis, pembimbing menunggu munculnya suatu krisis dan dia bertindak
membantu seseorang yang menghadapi krisis itu. Teknik yang digunakan dalam
pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara pasti dapat mengatasi krisis
itu. Contohnya seorang anak dating mengadu kepada guru sambil menangis karena
didorong temannya sehingga tersungkur ke lantai. Pembimbing yang menggunakan
pendekatan ini akan meminta anak itu membicarakan penyelesaian masalah dengan
temannya tersebut. Bahkan mungkin akan memanggil anak-anak itu ke kantornya
untuk membicarakan penyelesaian masalah.
Dalam
pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan
atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak. Tujuannya adalah
menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi. Berbagai strategi bisa dilakukan seperti mengajarkan
kepada siswa keterampilan tertentu misalnya keterampilan berdamai sehingga
siswa tadi memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah hubungan antar
pribadi.
Pendekatan
preventif mencoba mengantisipasi masalah-masalah generic dan mencegah
terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah,
berkelahi, kenakalan, merokok, dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu
dapat terjadi pada siswa secara umum. Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa
bila guru dapat mendidik siswanya untuk menyadari bahaya dari berbagai kegiatan
dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu maka pembimbing
akan dapat mencegah siswa dari perbuatan yang membahayakan tersebut. Teknik
yang dapat digunakan diantaranya mengajar dan memberikan informasi. Dari contoh
diatas, guru akan mengajarkan sikap toleran dan memahami orang lain sehingga
dapat mencegah munculnya perilaku agresif tanpa menunggu munculnya krisis
terlebih dahulu.
Pendekatan
perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif
dibandingkan tiga pendekatan sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan
ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pemahaman khusus yang
dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan.
Pendekatan ini memberikan perhatian kepada tahap-tahap perkembangan siswa,
kebutuhan, dan minat serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup
(Robert Myrick, 1989). Teknik yang dapat dilakukan diantaranya mengajar,
menukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dari contoh
diatas, guru yang menggunakan pendekatan ini, akan menangani anak sejak
tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan pengalaman belajar
bagi anak itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan antarpribadi yang
diperlukan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan orang lain. Oleh
karena itu, keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan siswa
akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum bimbingan atau dirumuskan
sebagai layanan dasar umum.
Pendekatan
perkembangan bertolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan
berlangsung dalam interaksi yang sehat antarsiswa dengan lingkungannya. Hal ini
membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di Sekolah, antara lain:
1.
Perkembangan adalah tujuan
bimbingan;
2.
Interaksi yang sehat merupakan iklim
lingkungan perkembangan sebagai pendukung sistem pelaksanaan bimbingan di
sekolah.
Ada empat
komponen program dalam bimbingan perkembangan yaitu:
1.
Layanan dasar bimbingan adalah
layanan umum yang diperuntukkan bagi semua siswa;
2.
Layanan responsive adalah layanan
yang diarahkan untuk membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi pada saat
itu;
3.
Layanan perencanaan individual
adalah layanan yang dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana pendidikan, karir, dan pribadi;
4.
Komponen pendukung sistem adalah
komponen yangberkaitan dengan aspek menejerial.
Pada saat
ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu
dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat
pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif.
Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and
Counseling), atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive
Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif
didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi,
dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan
sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini
disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard based
guidance and counseling). Standar dimaksud
adalah standar kompetensi kemandirian.
Dalam
pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan
para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru,
dan staf administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya
(seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter).
Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara
keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau
mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi
konseli, yang meliputi as-pek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait
dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
(biologis, psikis, sosial, dan spiritual).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar